Monday, 17 September 2012

Akuntan Informatika



Oleh: Agista Rully Saraswati
                Profesi Akuntan zaman sekarang ini menyandang sebagai gelar yang mentereng. Kalau kita mau menguprek-uprek lowongan kerja yang terpampang di Koran, terutama setiap Hari Sabtu, maka kita akan menemukan keywordS1 Akuntansi di berbagai sudut halaman. Akuntan, layaknya menjadi profesi yang sering dibutuhkan oleh perusahaan, umumnya sebagai tenaga administrasi. Semakin dibutuhkannya jebolan jurusan Akuntansi, hal ini juga berbanding lulus dengan jumlah peminat bidang studi Akuntansi di perguruan tinggi yang berarti bahwa persaingan mendapatkan gelar Akuntan sekaligus profesi Akuntan di masa mendatang akan semakin ketat apalagi di zaman global semacam ini, yang kita tahu bahwa sarjana pribumi dituntut mampu bersaing dan kompetitif dengan sarjana jebolan universitas luar negeri.
                Akuntansi, umumnya mempelajari hal-hal yang berkaitan erat dengan kejadian ekonomi suatu perusahaan. Sayangnya, kebanyakan mahasiswa yang menempuh jurusan Akuntansi dalam pikirannya sudah terpatri kata menjadi Akuntan yang berarti menjadi tenaga kerja. Akuntansi yang berisi jurnal umum, jurnal penyesuaian, buku besar, neraca saldo, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal dan tetek bengek laporan keuangan lainnya menjadi patokan dasar untuk menyusun dan mengkomunikasikan transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Berdasarkan contoh-contoh soal yang ada di buku, secara tidak langsung mahasiswa dicekoki dengan gaya berpikir seorang ‘pegawai’ bukan pemilik.
                Akuntan tak selamanya harus menjadi akuntan. Mahasiswa akuntansi yang kreatif seharusnya bisa mengaplikasikan ilmu yang ditimbanya dari ladang pengetahuan yang disebut universitas ke dalam kehidupan riil mereka. Tidak melulu dalam bentuk menjadi ‘bawahan’ tetapi menjadi ‘atasan’. Bayangkan, memiliki usaha yang dikontrol sendiri agar terasa lebih mudah bukan bila kita sudah memiliki dasarnya? Ingatkah dalam jurusan Akuntansi juga diajarkan manajemen usaha yang membuat kita paham seluk beluk pengaturan dan perencanaan usaha serta pengambilan keputusan yang tepat? Hal itulah yang seharusnya membuka mata kita untuk menjadi akuntan handal sekaligus inovatif.
                Dewasa ini, segala segi kehidupan juga tak lepas dari yang namanya perkembangan teknologi. Lalu apa hubungan perkembangan teknologi ini dengan akuntansi? Penggunaan software akuntansi misalnya? Ya, Benar! Salah satu faedah perkembangan teknologi adalah kemudahan pencatatan transaksi secara komputerisasi. Namun, kita sebagai pelaku ekonomi, akuntan, perlu membuka wawasan tak hanya sebagai userdari software tersebut tetapi seharusnya juga bisa menjadi inventor sebuah software akuntansi yang lebih mudah digunakan nantinya.
                Ketiga hal yang sudah Saya sebutkan di atas relatedsatu sama lain. Pertama, mindsetseorang akuntan perlu ditingkatkan lagi menjadi mindset seorang akuntan pemilik perusahaan. Kedua, seorang akuntan perlu update mengenai perkembangan teknologi. Ketiga, akuntan yang memiliki usaha setidaknya juga bisa menciptakan software buatannya sendiri. Menjadi akuntan bukan berarti selamanya menjadi akuntan bukan? Akuntan juga bisa menjadi akuntan informatika. Penggabungan ilmu ekonomi dan ilmu informatika. Jadi, diharapkan akuntan masa depan tidak hanya menjadi ‘bawahan’ tetapi menjadi ‘pelopor’ akuntansi modern berbasis IT.

1 comment: